1. TRADISI
SOSIO-PSIKOLOGI (Komunikasi sebagai pengaruh antar pribadi)
Tradisi sosio-psikologi
merupakan contoh dari perspektif ilmiah atau objektif. Dalam tradisi ini,
kebenaran komunikasi dapat ditemukan dengan dapat ditemukan dengan teliti –
penelitian yang sistematis. Tradisi ini melihat hubungan sebab dan akibat dalam
memprediksi berhasil tidaknya perilaku komunikasi.
Pandangan psikologis
ini melihat manusia sebagai kesatuan lahiriah dengan karakteristik yang
mengarahkannya kepada perilaku mandiri (Littlejhon: 63)
TEORI :
Teori
Atribusi (Fritz Heider)
Teori Atribusi
(Teori atribusi bermula dengan gagasan bahwa setiap individu menvoba untuk
memahami perilaku mereka sendiri dan orang lain dengan mengamati bagaimana
sesungguhnya setiap individu berprilaku (Littlejhon: 101))
KONSEP TEORI :
*Teori ini membahas mengenai pemahaman
individu terhadap perilakunya sendiri dan juga orang lain.
*Setiap individu memiliki faktor internal
dan eksternal yang dapat mempengaruhi perilaku mereka.
ASUMSI TEORI :
Setiap orang menetapkan sikap mereka
sendiri dengan mempertimbangkan bermacam-macam koginisi dan afeksi dalam
kesadaran mereka. Perilaku yang mereka alami dan juga amati terhadap diri
sendiri dan orang lain berasal dari factor internal dan eksternal.
CONTOH :
Setiap manusia adalah makhluk sosial
yang harus bisa menyesuaikan diri dan memahami diri mereka serta orang lain
dalam kehidupan, oleh sebab itu mereka harus mengenal dirinya dan juga memahami
orang lain.
2. TRADISI
SIBERNETIKA (Komunikasi untuk memproses informasi)
Perspektif sibernetika diperlukan dalam memahami
kedalamamn dan kompleksitas dinamika keluarga. Sibernetika merupakan tradisi
sistem-sistem kompleks yang didalamnya banyak orang saling berinteraksi,
mempengaruhi satu sama lainnya.
TEORI :
Teori
Disonansi Kognitif (Leon Festinger)
Teori Disonansi Kognitif (Gagasan
bahwa perilaku komunikasi memiliki beragam elemen
kognitif, seperti sikap, persepsi, pengetahuan, dan perilaku.
Elemenen-elemen tersebut tidak terpisahkan, tetapi saling berhubungan dalam
suatu sistem, karena elemen-elemen dari sistem tersebut memiliki hubungan satu
sama lain) (Littlejhon: 115)
KONSEP TEORI :
*Teori yang membahas mengenai konflik
psikologis antara dua atau lebih kepercayaan yang tidak sesuai secara simultan.
*Berdasarkan gagasan bahwa setiap
individu akan selalu berjuang untuk menuju pada konsistensi.
*Manusia akan mencoba untuk mengarungi
ketidaknyamanan psikologis.
ASUMSI TEORI :
*Manusia sangat sensitive terhadap
adanya inkonsistensi antara tindakan dan kepercayaan.
*Pengakuan terhadap adanya inkonsistensi
ini dapat menyebabkan disonani dan dapat memotivasi seorang individu untuk
mengatasi disonansi yang ada.
*Disonansi dapat diatasi melalui salah
satu dari 3 (tiga) cara berikut, Yaitu : Perubahan kepercayaan, perubahan tindakan,
dan perubahan persepsi tindakan.
CONTOH :
Sebuah kelompok bermain sambung kalimat,
dari orang pertama membisikan “orang itu cantik ,baik hati ,tidak sombong dan
tidak suka gosip, tidak mungkin sampai kepada orang terakhir dengan kalimat
yang persis sama seperti orang pertama, karena adanya disonansi yang menghambat
proses informasi.
3. TRADISI
RETORIKA (Komunikasi sebagai seni berbicara didepan umum)
Tradisi Retorika adalah
ilmu mengolah kata dengan tujuan mempersuasif, seni membangun argumentasi dan
seni berbicara yang berorientasi pada pendekatan logis dan emosional dimana
komunikan menggunakan seni dan metode dalam mempengaruhi komunikator (Littlejhon: 73)
TEORI : Teori
Retorika (Aristoteles)
Teori Retorika (Teori retorika adalah cara menggunakan seni berbahasa yang berpusat pada pemikiran mengenai retorika (gaya berbahasa/seni berbahasa), yang disebut oleh Aristoteles sebagai alat persuasi yang tersedia. Maksudnya, seorang pembicara yang tertarik untuk membujuk khalayknya harus mempertimbangkan tiga bukti retoris yaitu logika (logos), emosi (pathos) dan etika/kredibilitas (ethos). Khalayak merupakan kunci dari persuasi yang efektif, dan silogisme retoris, yang memandang khalayak untuk menemukan sendiri informasi yang kurang lengkap dari suatu pidato, yang tidak seluruhnya didengar. Sehingga, dapat diambil kesimpulan bahwa teori retorika adalah teori yang yang memberikan petunjuk untuk menyusun sebuah presentasi atau pidato persuasive yang efektif dengan menggunakan alat-alat persuasi yang tersedia) (West, 2008).
Teori Retorika (Teori retorika adalah cara menggunakan seni berbahasa yang berpusat pada pemikiran mengenai retorika (gaya berbahasa/seni berbahasa), yang disebut oleh Aristoteles sebagai alat persuasi yang tersedia. Maksudnya, seorang pembicara yang tertarik untuk membujuk khalayknya harus mempertimbangkan tiga bukti retoris yaitu logika (logos), emosi (pathos) dan etika/kredibilitas (ethos). Khalayak merupakan kunci dari persuasi yang efektif, dan silogisme retoris, yang memandang khalayak untuk menemukan sendiri informasi yang kurang lengkap dari suatu pidato, yang tidak seluruhnya didengar. Sehingga, dapat diambil kesimpulan bahwa teori retorika adalah teori yang yang memberikan petunjuk untuk menyusun sebuah presentasi atau pidato persuasive yang efektif dengan menggunakan alat-alat persuasi yang tersedia) (West, 2008).
KONSEP TEORI :
*Teori ini menjelaskan bahawa pembujuk rayuan secara persuasi untuk menghasilkan bujukan dengan melalui karakter pembicara, emosional atau argumen.
*Retorika memainkan peranan yang sangat penting dalam setiap kegiatan bertutur.
*Teori ini menjelaskan bahawa pembujuk rayuan secara persuasi untuk menghasilkan bujukan dengan melalui karakter pembicara, emosional atau argumen.
*Retorika memainkan peranan yang sangat penting dalam setiap kegiatan bertutur.
ASUMSI TEORI :
*Pembicara yang efektif harus mempertimbangkan khlayak mereka.
*Pembicara yang efektif menggunakan beberapa bukti dalam presentasi mereka.
*Pembicara yang efektif harus mempertimbangkan khlayak mereka.
*Pembicara yang efektif menggunakan beberapa bukti dalam presentasi mereka.
CONTOH :
4. TRADISI
SEMIOTIKA (Komunikasi sebagai proses berbagi makna melalui tanda)
Tradisi Semiotik
terdiri atas sekumpulan teori tentang bagaimana tanda – tanda merepresentasikan
benda, ide, keadaan, situasi, perasaan, dan kondisi, diluar tanda – tanda itu
sendiri.
TEORI :
Teori
Simbol (Susanne Langer)
Teori Simbol
(Menjelaskan bahwa simbol menegaskan beberapa konsep dan istilah yang biasa
digunakan dalam bidang komunikasi. Teori ini memberikan sejenis standarisasi
untuk tradisi semiotik dalam kajian komunikasi. Manusia berkomunikasi dari
adanya konseptualitas, tanda, simbol dan bahasa. Berbeda dengan binatang yang
hanya merespon tanda saat sedang berkomunikasi dengan manusia) (Little Jhon:
154)
KONSEP TEORI :
*Teori ini menjelaskan bagaimana
seseorang dapat melakukan komunikasi dengan orang lain menggunakan symbol, seperti
gerakan.
*Simbol menjadi bahasa komunikasi dengan
adanya penafsiran atau makna yang berbeda dari setiap individu atau kelompok
yang menerimanya.
ASUMSI TEORI :
Setiap manusia menggunakan lebih dari
sekedar tanda sederhana saat berkomunkasi yaitu dengan menggunakan symbol.
Tanda (sign) yang disampaikan memiliki makna yang berbeda tergantung dari simbol,
objek dan manusia yang melibatkan denotasi (makna bersama/hubungan antara
simbol dan referennya/objek) dan konotasi (makna pribadi/hubungan antara simbol
dan orang)
CONTOH :
*Setiap daerah di Indonesia memiliki
budaya yang berbeda oleh karena itu sebagai individu yang melakukan komunikasi
harus bisa menyesuaikan buadaya dari daerah tersebut, misal dari logat bahasa
yang digunakan, logat bahasa disini sebagai suatu symbol yang harus
disesuaikan.
*Berjabat tangan adalah suatu symbol yang
biasa kita lakukan saat pertama kali bertemu dengan orang, jabat tangan yang
diartikan tangan dari masing-masing orang itu saling bersentuhan baik perempuan
atau pria. Namun berbeda apabila sudah berhubungan dengan konteks lain seperti
agama, dalam agama islam berjabat tangan bagi perempuan dan pria tidak boleh
bersentuhan.
5. TRADISI
SOSIO-KULTURAL (Komunikasi adalah ciptaan realitas sosial)
Pendekatan
Sosiokultural terhadap teori komunikasi menunjukkan cara pemahaman kita
terhadap makna, norma, peran, dan peraturan yang dijalankan secara interaktif
dalam komunikasi.
TEORI : Teori
Pengelolaan Identitas (Tadasu Todd Imahori dan William R. Cupach)
Teori Pengelolaan Identitas (menunjukkan bagaimana identitas terbentuk, terjaga, dan berubah dalam hubungan. Dalam memebentuk identitas sebuah hubungan, perbedaan budaya terlihat jelas ketika terjadi komunikasi intercultural (intercultural communication)) (Littlejhon, 2014: 294)
Teori Pengelolaan Identitas (menunjukkan bagaimana identitas terbentuk, terjaga, dan berubah dalam hubungan. Dalam memebentuk identitas sebuah hubungan, perbedaan budaya terlihat jelas ketika terjadi komunikasi intercultural (intercultural communication)) (Littlejhon, 2014: 294)
KONSEP TEORI :
*Teori ini menjelaskan tantang adanya hubungan antara masing-masing individu.
*Memahami perbedaan-perbedaan antara individu mengenai hubungan yang berkaitan dengan khususunya perbedaan budaya.
*Teori ini menjelaskan tantang adanya hubungan antara masing-masing individu.
*Memahami perbedaan-perbedaan antara individu mengenai hubungan yang berkaitan dengan khususunya perbedaan budaya.
ASUMSI TEORI :
Kompetensi memerlukan perilaku yang efektif dan sesuai, yang akan memuaskan masing-masing pihak yang berhubungan. Sementara, identitas didefinisikan sebagai sebuah ‘konsepsi diri-teori mengenai diri seseorang.’ Identitas digunakan untuk memahami diri seseorang dan dunia sekitar. Identitas dibentuk melalui mekanisme seperti kategorisasi diri kedalam beberapa kelompok sosial serta peran sosial yang dijalankannya. Identitas merupakan sebuah bentukan yang kompleks dan terdiri atas beberapa aspek yang meliputi banyak subidentitas. Identitas dapat dihubungkan dengan kewarganegaraan, etnis, wilayah, jenis kelamin, usia, pekerjaan, serta kelompok sosial seperti kelompok orang yang memiliki hobi maupun pengalaman yang sama.
Kompetensi memerlukan perilaku yang efektif dan sesuai, yang akan memuaskan masing-masing pihak yang berhubungan. Sementara, identitas didefinisikan sebagai sebuah ‘konsepsi diri-teori mengenai diri seseorang.’ Identitas digunakan untuk memahami diri seseorang dan dunia sekitar. Identitas dibentuk melalui mekanisme seperti kategorisasi diri kedalam beberapa kelompok sosial serta peran sosial yang dijalankannya. Identitas merupakan sebuah bentukan yang kompleks dan terdiri atas beberapa aspek yang meliputi banyak subidentitas. Identitas dapat dihubungkan dengan kewarganegaraan, etnis, wilayah, jenis kelamin, usia, pekerjaan, serta kelompok sosial seperti kelompok orang yang memiliki hobi maupun pengalaman yang sama.
CONTOH :
6. TRADISI
KRITIS (Komunikasi sebagai cerminan tantangan atas percakapan yang tidak adil)
Tradisi Kritis
menyangkut bagaimana kekuatan dan tekanan serta keistimewaan sebagai hasil dari
bentuk bentuk tertentu dalam komunikasi masyarakat.
TEORI :
Teori
Sudut Pandang (Sandra Harding dan Patricia Hill Collins)
Teori
Sudut Pandang (Standpoint Theory) (Mengkaji
bagaimana keadaan kehidupan individu mempengaruhi aktifitas individu dalam memahami
dan membentuk dunia sosial)
KONSEP TEORI :
*Teori yang membahas mengenai kehidupan
individu dan aktivitasnya yang dapat mempengaruhi dunia sosial
*Pemahaman individu terhadap dunia
sosial
ASUMSI TEORI :
Teori sudut pandang memperhitungkan
keragaman dalam komunikasi seseorang dengan memahami perbedaan sifat-sifat
menguntungkan yang dibawa orang tersebut kedalam komunikasi dan berbagai cara
dalam pemahaman tersebut yang mereka jalankan dalam praktiknya.
CONTOH :
Seorang pekerja yang menilai aturan
dalam ruang lingkup kerjanya tidak teratur, oleh karena itu orang tersebut
melakukan demo dengan kerabat-kerabat yang lain untuk menuntut hak mereka.
7. TRADISI
FENOMENOLOGI (Komunikasi sebagai pengalaman diri dengan orang lain melalui
percakapan)
Tradisi fenomenologi
menekankan pada persepsi orang dan interpretasi setiap orang secara subjektif
tentang pengalamannya. Para fenomenologis menganggap bahwa cerita pribadi
setiap orang adalah lebih penting dan lebih berwenang daripada beberapa
hipotesis penelitian atau aksioma komunikasi.
TEORI :
Teori
Interpretatif (Paul Ricoeur)
KONSEP TEORI :
ASUMSI TEORI :
CONTOH :
TUGAS TEORI KOMUNIKASIYOGGI INDRIYANSYAH
45180096
UNIVERSITAS BSI BANDUNG
Littlejohn, Stephen W dan Karen A. Fross. 2014. Teori Komunikasi (Theories of Human Communication). Jakarta : Salemba Humanika.
Comments
Post a Comment
COMMENT HERE